04 September 2009

Beternak Bebek Jantan dalam Dua Bulan

Berkembangnya restoran / rumah makan bebek dalam

tahun-tahun terakhir membuka peluang pasar bagi itik pedaging. Mampukah peternak bebek/itik menjawabnya? Selama ini kebutuhan akan daging bebek (itik) untuk warung dan resto penyedia menu bebek diperoleh dari pemotongan bebek petelur muda atau bebek yang sudah afkir. Tentu saja kualitas dagingnya tidak sebaik daging bebek yang memang dikembangkan sebagai pedaging. Jadi, dalam memasaknya perlu kiat tersendiri agar daging tersebut empuk dan tidak liat. Pasokan bebek pedaging bukannya tidak ada tetapi jumlahnya masih amat terbatas dibandingkan angka kebutuhan. Oleh karena itu, ini menjadi peluang bagi peternak bebek untuk beralih dari peternak bebek telur menjadi bebek pedaging. Hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu : bebek cepat panen sehingga uangpun cepat didapat.

Namun, usaha pembesaran bebek menjadi bebek pedaging bukanlah hal yang mudah. Butuh tehnik khusus yang harus diterapkan agar bebek muda yang kita harapkan bias cepat panen dengan berat yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam usaha pembesaran bebek.


Bibit Bebek (DOD)

Untuk DOD kita harus mencari pada supplier DOD. Untuk menghindari kematian yang tinggi carilah DOD yang sudah berumur 3-5 hari meskipun harganya sedikit lebih mahal. DOD yang bagus memiliki cirri bulunya sehat, bentuknya tidak kerdil dan umur penetasannya antara 27 – 29 hari. Jika kurang atau lebih dikhawatirkan perkembangannya kurang maksimal atau pertumbuhannya lambat. DOD dari umur 1 – 15 hari diberi pakan concentrate 511 dan Vitamin B komplek. Hal ini agar DOD kita menjadi kuat, tahan penyakit.


Kandang.

Kandang untuk pembesaran DOD umur 1 -15 hari hendaknya terpisah dengan pembesaran bebek diatas umur 15 hari. Hal ini untuk menghindari kematian. Kandang untuk DOD bisa berukuran 5 x 5 untuk kapasitas 500 ekor. Lantai diberi jerami dan diganti setiap 3 – 5 hari sekali. Sebagi penghangat hendaknya diberi lampu neon 100 watt. Setelah umur lebih dari 15 hari, DOD dipindah ke kandang yang lebih sederhana. Lantainya langsung tanah saja, diberi bak air kecil (jangan terlalu besar ). Pagar tidak usah terlalu tinggi, cukup 50 cm saja.


Pakan.

Pemberian pakan untuk DOD adalah 511 dan Vitamin B komplek serta Susu CMR. Dalam usia 1 -15 hari pakan diberikan 3 kali yaitu jam 06:00 pagi, jam 12:00 siang serta jam 17:00 sore. Jika DOD sudah berumur lebih dari 15 hari bisa diberikan pakan konsentrat 144 dicampur dengan dedak halus dengan perbandingan 1:2. Bisa juga ditambahkan tepung ikan dan beberapa sumber pakan yang bisa diperoleh dari lingkungan sekitar seperti : bekicot, kepala udang, keong ataupun kepiting sawah / yuyu. Semua sumber pakan ini harus dihaluskan terlebih dahulu sebelum dicampur dengan konsentrat dan dedak halus. Jadwal Pemberian pakan untuk bebek yang sudah berumur lebih dari 15 hari sama saja dengan jadwal pemberian pakan DOD usia dibawah 15 hari.


Penyakit.

Ternak pembesaran bebek sebenarnya cukup mudah karena bebek sangat jarang terkena penyakit. Penyakit yang sering menyerang ternak bebek adalah flu namun hal ini dapat diatasi dengan pemberian TRIMIZYN dengan perbandingan 1 kaplet Trimizyn + 1 liter air.


Gunawan Arif

03 September 2009

Campuran Ransum untuk Bebek

Pengalaman Selama Beternak Bebek
Dari :
RIKMA, Peternak bebek ,Blitar

Beternak bebek petelur adalah sesuatu pekerjaan yang memang sulit-sulit mudah. Mudah bila kita tahu cara pemeliharaannya dan mengetahui pakan yang berkulitas serta ekonomis untuk bebek kita. Dan sulit kalau kita hanya berharap keuntungan dari telur bebek tanpa mengetahui teknis pemeliharaan dan pakan yang berkualitas serta ekonomis untuk ternak bebek petelurnya.

Dari segi pemeliharaan beternak bebek petelur kalau kita lihat memang lebih mudah dibandingkan dengan beternak ayam petelur . kegiatan yang dilakukan lebih sedikit di bandingkan beternak ayam petelur dan para peternak bebek tidak dipusingkan dengan jadwal vaksin terjadwal yang harus dilakukan .

Dari segi pakan dalam beternak bebek banyak sekali bahan yang dapat dijadikan bahan pakan campuran dengan konsentrat antara lain: katul, jagung, karak nasi, roti kadaluarsa , krupuk kadaluarsa, menir dll, maka tidak heran dari setiap daerah peternakan bebek ransum yang digunakan berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya, dan dalam beternak bebek menurut saya tidak ada formula ransum yang terhebat yang dapat diterapkan Justru yang terhebat adalah strategi untuk mengungkap dan mengolah bahan pakan potensial setempat untuk menjadi pakan aman dan sehat atau produk ekonomis yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh itik petelurnya..

Disekitar peternak bebek didaerah blitar sini beredar yang dinamakan Kebi, yang berbagai macam jenis dan kualitasnya..Kebi adalah bahan pakan campuran sumber kalori , biasanya bahan untuk kebi terdiri dari menir, katul, gaplek , roti kadaluarsa, karak nasi dll.

Kebanyakan peternak bebek di blitar mencampurkan kebi dan sedikit katul sebagai sumber kalori dan konsentrat pabrik sebagai sumber proteinnya. untuk ransum bebek petelurnya.Sekedar saran dari saya untuk teman-teman peternak bebek di blitar dalam memilih kebi jangan terfokus pada warna yang putih, wangi dan kelembutan dari kebi. Bisa saja warna putih lembut karena gaplek nya yang lebih banyak. Dan kalau bisa juga mengetahui kandungan kalori dan protein kebi yang akan di gunakan, sebab bagus atau tidaknya kebi akan menentukan jumlah konsentrat dalam ransum dan menghabiskan banyak atau tidaknya pakan bebek petelur kita

Beternak Bebek Lebih prospektif

RI...rii….riii,” Usamuddin begitu semangat memanggil bebek-bebeknya. Pintu dibuka, dan segera saja puluhan ekor bebek air tersebut berlarian menuju sebuah lapangan terbuka yang hanya berjarak 10 meter dari kandang. Berdesakan dan saling himpit, bebek-bebek berebut makanan yang telah tersedia dalam wadah panjang membentuk persegi.Begitulah keseharian Usamuddin. Saban sore, pensiunan karyawan PTPN IV Bah Jambi, Kabupaten Simalungun ini, menyibukkan diri mengurus 140 ekor bebeknya di lahan yang dulunya bekas kandang lembu di samping kediamannya di Desa Bah Jambi I, Kecamatan Jawa Maraja.Sejak pensiun tiga tahun lalu, Usam—begitu ia biasa disapa, memfokuskan diri mengelola bisnis barunya tersebut. “Kini saya beralih ke ternak bebek,” kata Usam kepada PinbisMedia.Selama ini, Usam dikenal sebagai peternak lembu.

Sejak manajemen PTPN IV Bah Jambi mengeluarkan kebijakan larangan ternak masuk lahan sawit lima bulan lalu, perlahan ia mulai beringsut. Usam harus memutar otak bagaimana agar hobbi beternak yang sudah ia jalani sejak kecil, bisa tetap berjalan. Kemudian, lahirlah ide berternak bebek. “Dulu lembu-lembu saya berjumlah 30 ekor, kini tinggal 12 ekor. Saya jual satu per satu,” sebutnya. Kini, untuk mengurus 12 ekor lembu yang tersisa, ia mempekerjakan 3 orang dengan sistem bagi hasil.Bagi Usam, itu bukan menjadi masalah. Buktinya ia cukup bersemangat melakoni usaha barunya saat ini. “Bebek-bebek saya sekarang baru berusia empat bulan. Mungkin dua atau tiga minggu lagi baru akan memproduksi telur pertamanya,” ujar Usam yang kini sudah menginjak usia 59 tahun.

Untuk beberapa waktu ini, Usam hanya memanfaatkan telur-telur bebek dan menjualnya ke pasar. Baru, setelah melewati tiga kali periode bertelur, dia akan menjual bebek-bebeknya ke pasar. “Saya mempunyai target, telur perdana ini mencapai 100 butir per minggu,” tandasnya.PakanSoal pakan ternak, Usam tidak begitu ambil pusing. Untuk mengatasi pengeluaran terbesar yang biasa datang dari pembelian pakan, ia menggantikannya dengan yang lebih ekonomis yakni menggunakan kombinasi dedak dan lumut atau ganggang. Selama ini, ia setidaknya mengeluarkan biaya sebesar Rp.68.000 per hari untuk pembelian ampas tahu 1 goni ukuran 10 kg, 10 kg dedak dan 6 kg pelet. “Sekarang saya hanya mengeluarkan uang sebesar Rp.75.000 per minggu untuk pakan,” ujar Usam.Rahasianya, Usam mencampur 2 goni lumut dengan 40 kg dedak. “Ternyata pakan ini cukup membuat bebek-bebek saya sehat,” kata Usam.
Namun, yang menjadi masalah bagi Usam saat ini adalah ia kekurangan bebek pejantan. Dari 140 ekor bebek yang ia miliki hanya 6 di antaranya pejantan. Idealnya, perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 7. “Sekarang saya harus beli pejantan lagi,” katanya. Ia biasa membeli anak bebek di pasar seharga Rp.7.000 per ekor untuk usia 11 hari dan Rp.6.500 per ekor untuk usia 4-6 hari.Selain itu ia sering mendengar keluhan beberapa peternak bebek lain di desanya tentang rentannya penyakit menyerang bebek mereka, seperti kelumpuhan yang biasa terjadi pada bebek yang berlama-lama berada di air. “Memang namanya bebek air, tapi upayakan jauh dari air, apalagi hujan,” sebutnya.Bagi Usam yang tidak begitu percaya terhadap antibiotik, dia lebih suka bereksperimen manakala penyakit menyerang bebek-bebeknya. Seperti ketika penyakit kutil menyerang pelipis mata bebek, dia cukup menyediakan pasir di sekitar kandang. “Bebek-bebek itu akan secara alami menggesek-gesekkan pelipis matanya ke pasir. Lama-lama saya lihat kutil di pelipis matanya hilang,” ceritanya.

Fachriz Tanjung - pinbis.com

Membedakan Bebek Jantan dan Betina DOD

Ada tiga cara metode sederhana yang dapat digunakan untuk membedakan bebek

jantan dan betina yaitu dengan teknik bend sexing, voice sexing dan hand sexing. Bagi yang pemula sebaiknya memilik tehnik sexing yang hand karena tingkat kesulitan rendah dan tingkat kebenaran yang tinggi.


1. Hand Sexing

Hand sexing adalah cara menentukan bebek jantan betina dengan memegang dan melihat bagian anus / dubur / kloaka bebek. Pegang bebek dengan tangan kiri dengan punggung ke arah bawah serta tangan kanan membuka dubur. Jika ada tonjolan runcing warna putih seperti akar kecambah maka itu jantan, sedangkan apabila tidak ada maka betina.


2. Voice Sexing

Voice sexing adalah cara menentukan bebek jantan betina dengan mendengar suaranya. Pegang bebek dan tekan bagian pangkal leher di dekat tembolok. Jika suara serak maka jantan dan jika melengking nyaring itu bebek betina.


3. Bend Sexing

Bend sexing adalah cara membedakan kelamin betina dan jantan anak bebek/itik dod (day old duck) dengan melihat gerak-gerik bebek. Yang jantan kepala lebih besar, badan lebih besar, warna bulu gelap, gerakan lebih tenang, bulu kepala kasar panjang, paruh runcing gelap melengkung, sedangkan yang betina kebalikannya.


Keterangan :
DOD / day old duck adalah itik/bebek yang baru menetas.

Rancangan Kandang Bebek

Kandang Bebek Tampak Depan
Kandang Bebek Tampak Samping

Menyambung Hidup Dengan Beternak Bebek

Indosiar.com, Cirebon - Memasuki Desa Kroya dan Desa Karanganyar di Kecamatan Panuragan, sekitar 10 kilometer sebelah utara Kota Cirebon, Jawa Barat, suara bebek terdengar seolah bersahutan-sahutan, tiada henti.Bebek atau itik, memang merupakan sumber matapencaharian masyarakat Desa Kroya dan Karanganyar. Bahkan dari kedua desa inilah, kemudian dikenal bibit itik berkualitas yang biasa disebut bebek Rambon. Bebek Rambon merupakan hasil perkawinan silang antara bebek Cirebon, yang kebal akan penyakit dan bertubuh indah, serta bebek Magelang yang kuat dalam bertelur. Alhasil, dari bebek Rambon inilah, masyarkat Kroya dan Karanganyar dikenal sebagai peternak bebek. Sekitar 7 ratus ribu ekor bebek setiap bulannya atau 8,4 juta ekor bebek setiap tahun, ditetaskan dari sini. Menjadikan Kroya dan Karanganyar sebagai sentra penetasan bebek terbesar di Jawa Barat, bahkan mungkin di tanah air. Hampir 40 persen masyarakat kedua desa ini, berternak bebek selain bertani. Dalam berternak, setiap warga mempunyai peran dan tugas berbeda, mulai dari sekedar memilih telur untuk ditetaskan, ataupun bagian pembudidayaan. Bahkan dari Kroya dan Karanganyarlah, diciptakan alat penetas telur bebek sederhana tetapi menguntungkan peternaknya, yang kemudian dikenal sebagai lemari penetas Achyar. Dibutuhkan kira-kira 500 ribu rupiah untuk membuat lemari penetas Achyar. Dilihat dari bentuknya yang sederhana, orang tidak akan percaya setiap kali penetasan, lemari Achyar dapat menampung 700 butir telur.

Dengan bantuan dua lampu minyak tanah, untuk memperoleh suhu sekitar 39 derajat celcius, telur rata-rata sudah menetas dalam jangka waktu 28 sampai 30 hari. Dari 700 butir, 70 persennya atau sekitar 490 telur bisa ditetaskan menjadi anak itik yang biasa disebut Dod, atau Day One Duck.Untuk mempertahankan kualitas bibit unggul, para penetas telur ini sangat berhati-hati dan selektif dalam memilih telur. Dari mulai memilih pejantan hingga kualitas telur. Proses selanjutnya, pemilihan hasil penetasan telur. Anak bebek jantan biasanya tidak dipelihara karena hanya akan memboroskan makanan. Biasanya, dijual untuk peliharaan anak-anak, seharga seribu rupiah. Sementara harga bibit betina lebih mahal, yakni tiga ribu rupiah per ekor. Bebek yang siap bertelur dan berumur sekitar 7 bulan, harganya bahkan lebih mahal lagi, sekitar 25 ribu rupiah per ekor.

Dengan harga jual yang menggiurkan, usaha penetasan telur bebek di desa Kroya dan Karanganyar ini terus berkembang, bahkan sudah menjadi usaha turun temurun. Warga setempat juga mengaku tidak khawatir dengan banyaknya kompetitor. Peluang beternak bebek dinilai masih bagus oleh mereka. Sebagai bukti, untuk idealnya, Kroya dan Karanganyar seharusnya bisa menetaskan bibit itik sebanyak 25 ribu ekor sesuai permintaan pasar. Namun permintaan baru bisa terpenuhi sekitar 17 ribuan ekor.

Meskipun setiap peternak sudah mendapatkan hasil lumayan dari beternak itik, upaya pembenahan terus mereka lakukan. Rata-rata setiap kepala keluarga mempunyai enam lemari Achyar yang setiap lemarinya bisa menghasilkan 200 ribu rupiah, setiap bulan. Ini berarti, setiap kepala keluarga bisa memperoleh pendapatan satu juta dua ratus ribu rupiah. Hasil yang sangat menguntungkan bagi masyarakatKroya dan Karanganyar. Dari bebek, kualitas hidup masyarakat kedua desa pun terangkat. Banyak pujian serta ungkapan-ungkapan yang disandang masyarakat setempat. Mulai istilah Haji Bebek sampai Istana Bebek. Bahkan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, masyarakat setempat mengadakan sayembara. Bagi siapa yang bisa menentukan jenis kelamin itik betina, sejak sebelum ditetaskan, maka masyarakat desa Kroya dan Karanganyar berani mempekerjakan orang bersangkutan dengan gaji sebesar sepuluh juta rupiah per bulan. Bisa dibayangkan, bagaimana pentingnya arti bebek bagi masyarakat Kroya dan Karanganyar, Cirebon. (Sup)

Belajar Beternak Bebek

Bebek ternyata bisa menjadi mesin uang. Tak percaya? Coba tengok dukuh Nusupan Wetan Rt 15 Rw 5 Desa Celep kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen; Sebagian besar warganya memilih beternak bebek. Maka tak heran kalau kampung yang dihuni 23 kepala keluarga tersebut memilih beternak bebek sebagai mata pencahariannya, sehingga dikenal dengan sebutan “Kampung Bebek”. Penghasilan beternak bebek juga sangat menjanjikan, setiap KK dapat mencapai Rp 9 Juta perbulan. Itu pun hanya dari menjual telurnya saja. Bisnis budidaya bebek kini menjadi pilihan ketimbang memelihara unggas lain, selain keuntungannya menggiurkan , bebek termasuk unggas yang tahan dari serangan penyakit seperti flu burung. Bisnis budidaya bebek memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti tidak dilakukan sebagai kegiatan sambilan. Apalagi sekarang permintaan pasar tidak hanya telur bebek, tetapi juga bebek potong semakin meningkat. Daging bebek memiliki kekenyalan dan aroma yang khas. Buktinya di mana-mana sedang merebak restoran dan warung makan yang menawarkan sajian bebek dengan aneka pilihan menu.

Bebek di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama Indian Runner (Anas Javanico). Berbagai jenis lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis. Umumnya peternakan bebek ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah habis masa produksinya, biasanya yang sudah berumur diatas 1 tahun. Selain itu pebisnis juga bisa mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek n dara (umur 8-20 minggu keatas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu keatas).
Sedangkan pengembangan dan pemeliharaan bebek potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya dapat menggunakan bebek yang telah lewat masa produksinya maupun bebek jantan. Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan mempunyai berbagai keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Sementara harga bibit bebek jantan lebih murah jika dibandingkan bebek betina, karena masyarakat hanya mengenal dan memetik keuntungan dari bebek betina.

Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.Sentra peternakan bebek di Nusupan ini sudah dikenal lama. Awalnya tentu dengan teknologi yang sangat sederhana dan bersifat sambilan. Biasanya bebek digembalakan di persawahan dan sungai. Hasilnya pun selain dikonsumsi sendiri juga dijual untuk menambah pendapatan untuk menutup kebutuhan rumahtangga sehari-hari. Saat ini telah berkembang pesat.

"Almarhum Mbah Suto yang mengenalkannya beternak bebek disini sekitar tahun 1970.karena profesinya beternak bebek, ia terkenal dengan sebutan Suto Bebek. Awalnya tetangga yang berdekatan dengan kandangnya merasa terganggu dengan baunya, Tapi lama-lama malah ikut-ikutan menekuni ternak bebek. Hal itu menular ke warga sekitarnya,” ungkap Lurah Celep Suharno.“Hingga tahun 2000 telah ada 23 KK peternak bebek dengan populasi sekitar 15 ribu ekor bebek. Mereka terhimpun dalam kelompok peternak bebek “Rejeki Agung”. karena populasi bebek disini sangat besar, tentunya harus ada penanganan khusus, agar keberadaan bebek tersebut tidak mengganggu lingkungan dan kesehatan. Maka atas inisiatif bersama dicanangkan satu kawasan, dan dibuat drainase saluran pembuangan yang langsung ke sungai sehingga bau kotoran bisa diminimalisir. Kebetulan lokasi kampung ini miring kearah sungai, sehingga memudahkan pembuangan kotoran,” tambahnya. Sementara Bayan Celep Suwondo mengatakan, berdasarkan penilaian para konsumen, telur bebek dari Nusupan, kualitasnya lebih baik. Hal itu karena tehnik pemeliharaan bebek yang baik serta kondisi alam disini yang mendukung.

Pembelinya beragam sebagian besar dari luar kota seperti Surakarta, Boyolali dan Sukoharjo. Gaung desa Nusupan sebagai Sentra bebek ternyata telah terdengar pemerintah pusat, sehingga memberikan bantuan rumah permanen,dilengkapi mesin penggiling dan pencampur pakan.
“Bebek sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Bebek yang digembalakan cenderung lebih produktif. Masa produktif itik yang ideal adalah 1 tahun. Produksi telur rata-rata 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram,” jelas Agus salah satu peternak bebek di Dukuh Nusupan.“Biasanya kandang bebek dibuat sederhana, dengan dinding bambu dan atap genteng atau alang-alang. Kandang bebek disekat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk tempat makan dan bagian lainnya untuk tempat bertelur. Kandang bebek harus dibersihkan setiap harinya. Kebersihan dan kenyamanan bebek akan sangat berpengaruh pada produktifitasnya. Akan lebih baik apabila pakannya dari gilingan kerang dan jagung,” tambah Agus

Agus menjelaskan peternak harus memilih apakah akan fokus menjual telur atau bibit. Apabila telur, perbandingannya bebek betina 100 bebek jantan cukup satu (100:1). Tapi apabila beternak untuk dijadikan bibit maka perbandingannya bebek jantan 90 bebek betina 10 (9:1).
Agus mengungkapkan, untuk memilih telur yang baik untuk ditetaskan pilih yang berwarna biru cerah, bentuknya tidak terlalu bulat maupun lonjong, dibawah sorotan cahaya terlihat ada ruang udara berwarna hitam didalam telur. Untuk menetaskannya secara konvensional bisa dengan dierami lewat bantuan ayam, karena sifat bebek tidak mau mengerami telurnya. Ada juga cara di oven dengan suhu stabil sesuai panas saat dierami sekitar 38-30 derajat celcius.

Di peternakannya Agus menerapkan pola pakan untuk bebek berumur 0-15 hari diberi pakan BR1, setelah itu sampai umur 35 hari pakan katul dan aking. Selanjutnya dilepas ke lading untuk mencari pakan sendiri hingga siap bertelur sekitar 5 bulan. Untuk minumnya satu gallon dicampur satu sendok vitachip. “Biasanya waktu dilepas ke lading dua kali. Pagi pukul 06.00-08.00 WIB dan siang pukul 14.30-17.00 WIb,” jelas Agus. (Sragen News. Wid - Humas)

Asiknya Beternak Bebek

Percaya atau tidak kalau usaha beternak itik mampu mendatangkan hasil yang menggembirakan. Peluang bisnis ini bias dimulai secara kecil- kecilan. Orang bilang modal mini hasil maxi. Memang benar. Jika anda berkesempatan, coba datanglah ke daerah mojosari- mojokerto, hampir semua penduduk beternak itik dan mampu memperbaiki kondisi perekonomiannya. Dari itik- itiknya mereka mamp mengirim anaknya ke Jakarta, bandung, Malang, Jember, untuk kuliah disana.

Usaha ini sepintas memang tampak sepele tapi jika sudah ditekuni akan mendatangkan hasil yang menyenangkan. Kemungkinan gagal kecil sekali, justru kalau ditangani secara serius dan tekun, pasti mendatangkan keuntungan besar.Peternakan itik darat tak banyak memerlukan tenaga dan biaya. Bias juga dimulai dari tahap kecil-kecilan, bergantung dari dana yang ada. Mula- mula yang dipersiapkan adalah lahan pekarangan. Tidak perlu berhektar- hektar, cukup disebelah rumah dan dilengkapi pagar keliling setinggi setengah samapi dengan satu meter sudah cukup. Kandangnya? Sederhana saja, sudah mampu digunakan untuk peternakan. Membuka usaha beternak itik darat memang sebaiknya dimulai secara kecil-kecilan, lebih-lebih bagi pemula. Lebih lebih bagi pemula yang masih awam terhadap usaha ini. Dana lima ratus ribu rupiah sudah cukup banyak.

Pada tahap ini sifatnya melatih untuk mengenal sifat- sifat itik. Baru setelah anda sudah mahir, usaha boleh ditingkatkan lebih besar lagi. Saya mulai tertarik jenis usaha ini sekitar tahun 1992. kemudian tahun 1993 dengan modal yang hanya seratus ribu rupaiah saya menekuninya waktu itu harga seekor meri (anak itik umur sehari/DOD) Rp 1.000,- berarti dengan uang sebesar itu saya mendapatkan seratus DOD betina yang kemudian tumbuh menjadi itik petelor.Pekarangan sebelah rumah yang sempit saya manfaatkan sebagai pelataran (umbaran). Usia dua bulan sudah kelihatan sebagai itik dara (remaja). Rasa semangat untuk bekerja semakin menggebu gebu, oleh karena perawatan yang saya lakukan cukup hati- hati dan menerapkan teori yang sudah ada, maka seratus meri itu semuanya tumbuh sehat (tidak ada satupun yang mati).Tentang ransom yang saya berikan sifatnya hanya sambil lalu, artinya tidak dihitung sebagai modal. Dedak dan jagung serta sedikit konsentrat diberikan setiap hari.

Tidak terlalu banyak memerlukan uang untuk ransom ini karena hanya seratus ekor saja. Kandangnya cukup saya buat ala kadarnya, yang penting waktu malam hari bias terlindungi dari musang atau kalau musim penghujan tidak kedinginan.Orang- orang pada heran melihat cara ternak yang saya lakukan. Umumnya itik diternak dengan cara digembalakan ke sungai atau sawah- sawah yang sudah habis dipanen. Tapi cara intensif tidak demikian. Itik dikurung dalam pelataran tertentu dan hanya disediakan air dalam bak sekedar untuk minum saja.Ketika itik memasuki masa usia dewasa, terpaksa saya membuat kandang yang lebih besar dan luas. Untuk persiapan masa telurnya. Ransumnya juga perlu ditingkatkan. Genap usia enam bulan satu dua itik- itik itu mulai bertelur. Seisi keluarga menjadi gembira dan tentu saja semangat memelihara semakin ditingkatkan.

Dibulan ketujuh, itik itik bertelur secara merata dari seratus ekornya setiap pagi mendapatkan telur sebanyak delapan puluh butir. Menurut peternak professional, hasil telur tersebut sudahcukup memenuhi standart.Mengalami hal yang menggembirakan, maka timbul niat untuk mengembangkan usaha. Peningkatan usaha ini ialah menambah meri lagi sebanyak tiga ratus ekor, semuanya saya beli dari peternak mojosari.Mulai saat itu saya bersungguh- sungguh dalam mengatur manajemen. Ransom, obat dan pekarangan serta segala pengeluaran yang berkenaan dengan peternakan mulai saya kalkulasi.Hasil dari penjualan telur itik dewasa saya gunakan untuk membeli pakan buat tiga ratus meri. Sementara pekarangan saya kembangkan menjadi dua kali lipat luasnya. Kandangnyapun saya persiapkan sedemikian rupa, enam bulan berikutnya itik- itik tahap kedua itu sudah mulai bertelur, dan menyenangkan sekali…Orang- orang kampong saya menjadi tergiur melihat usaha budidaya itik darat yang saya lakukan.

Satu demi satu mengikuti jejak saya. Setelah memiliki empat ratus itik dewasa yang sudah produktif saya ingin mengembangkan usaha lebih besar lagi, pada awal musim kemarau saya memesan meri kepeternak mojosari sebanyak lima ratus ekor. Usaha ini berkembang terus hingga akhirnya saya memiliki hamper dua ribu itik produktif. Semenjak itu, saya mulai menyeleksi itik dewasa yang unggul. Dari hasil seleksi itu saya tangkar atau jodohkan dengan pejantan unggul. Telur- telurnya lalu saya tetaskan dengan menggunakan mesin tetas buatan sendiri. Mulai saat itu saya mendapatkan hasil ganda, yakni hasil dari penjualan telur itik dewasa dan dari penjualan meri/DOD. Dan tak sedikit orang yang dating dan membeli meri pada peternakansaya.

(sumber : Peternakan Dody)